Kamis, 11 Juni 2020

MASA MIDDLE AND LATE CHILDHOOD 6-12 TAHUN


MAKALAH
MASA MIDDLE AND LATE CHILDHOOD 6-12 TAHUN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Dosen : Azka S.Psi., M.Psi.


OLEH :
 Nurhasanah                                    (31.19.095)
Mochammad Zaedan                       (31.19.110)
 Septi Indah Lestari                         (31.19.102)
Muhammad Faisal Fajri                  (31.19.117)
Qisty Nurul Izaty                            (31.19.132)
Muhammad Alfian Hazami             (31.19.124)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA


KATA PENGANTAR
     Segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah, hidayah, pengetahuan, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul “MASA MIDDLE AND LATE CHILDHOOD 6-12 TAHUN” dapat kami selesaikan. Kami sangat berterimakasih kepada Ibu Dosen Azka S.Psi., M.Psi.  yang telah memberikan tugas makalah ini untuk pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang masa middle and late childhood yaitu masa anak diusia 6-12 tahun dan yang kita bahas adalah masalah perkembangan fisik dan kesehatan anak, perkembangan kognitif pada anak usia 6-12 tahun, proses informasi, perkembangan bahasa dan lain-lain. Bahwasannya sebagai seorang mahasiswa kita perlu memahami tentang hal ini, karna kita pasti akan menjadi seorang guru dimasa yang akan datang nanti, kita harus tau kepribadian peserta didik kita dan kita harus tau bagaimana menangani peserta didik kita yang bermacam-macam kepribadiannnya, dengan adanya pelajaran ini kita bisa mengetahui itu semua.
Kami sadar sepenuhnya, jika dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun menuju kesempurnaan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami yang akan datang.





Jakarta, 27 Desember 2019










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................    i
DAFTAR ISI............................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG..............................................................................    1
B.  RUMUSAN MASALAH.........................................................................    1
C.  TUJUAN PENULISAN...........................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Masa Middle And Late Childhood.........................................    2
B.  Tugas Perkembangan Kanak-kanak Akhir................................................    2
C.  Perkembangan Fisik...................................................................................    2
D.  Perkembangan Kognitif.............................................................................    3
E.   Perkembangan Bahasa...............................................................................    6
F.   Perkembangan Moral.................................................................................    7
BAB III PENUTUP
A.  KESIMPULAN........................................................................................    9
B.  SARAN.....................................................................................................    9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................   10






BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya.
Dengan kita mempelajari masa middle and late childhood kita akan tau bagaimana kepribadian anak didik kita dan kita juga akan tau bagaimana sikap kita terhadap mereka yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.   Bagaimana perkembangan fisik pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan akhir kanak-kanak)?
2.   Bagaimana perkembangan kognitif pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan akhir kanak-kanak)?
3.   Bagaimana perkembangan bahasa pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan akhir kanak-kanak)?
4.   Bagaimana perkembangan moral pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan akhir kanak-kanak)?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada masa middle and late childhood,
2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kognitif pada masa middle and late childhood,
3.      Untuk mengetahui perkembangan bahasa pada masa middle and late childhood, dan
4.      Untuk mengetahui perkembangan moral pada masa middle and late childhood.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Masa Middle And Late Childhood

Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya.

B.  Tugas Perkembangan Kanak-kanak Akhir
Menurut Havighurst (dalam mokns dkk., 2001), tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir, yaitu:
a.       Belajar kemungknan-kemungkinan fisik/ketangkasan fisik.
b.      Membentuk sikap sehat terhadap dirinya sendiri sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang.
c.       Belajar peran jenis kelamin.
d.      Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.
e.       Mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.       Mengembangkan hati nurani/kata hati.
g.      Belajar membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga di lingkungan.

C.    Perkembangan Fisik
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-prubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Karena itu, masa ini sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Meskipun merupakan “masa tenang” tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti. Berikut ini akan dijelaskan beberapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode akhir anak-anak, di antaranya keadaan berat dan tinggi badan, dan keterampilan motorik.

1.         Keadaan Berat Dan Tinggi Badan
Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak , tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6 persen dan berat bertambah sekitar 10 persensetiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah  46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat 60 hingga 42,5 kg. (Mussen, Coger dan Kagan,1969).
Jadi pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta beberapa ukuran organ tubuh. Pada saat yang sama, kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan. (Santrock, 1995).
Pertumbuhan fisik selama masa ini, disambing memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, etapi juga dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis bagi mereka. (Seifert dan Hoffnung, 1994).

2.    Perkembangan Motorik
Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motorik akan lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak akan terlihat lebih cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan bermaca-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkembang pesat.
Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visiomotorik) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempardan menangkap juga berkembang. Pada usia 7 tahun, tangan anak semakin kuat dan ia lebih menyukai pensil daripada krayon untuk melukis. Dari usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, dimana anak sudah bisa menulis dengan baik. Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rapi. Pada usia 10 hingga 12 tahun, anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks , rumit dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutubagus atau memainkan instrumen musik tertentu. (Santrock,1995).

D.    Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah suatu proses berfikir , yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai mitat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah berfikir yang konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.

1.    Perkembangan Kognitif Masa Kanak-kanak Akhir (Menurut Piaget)
Mengacu pada tahap perkembangan kognitif dari Piaget, maka anak pada masa ini berada pada tahap operasional konkret yang berlangsung kira-kira usia 7-11 tahun. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif. Konsep yang semula samar-samar dan tidak jelas, kini menjadi konkret. Anak sudah mampu berfikir rasional dan melakukan aktifitas logis tertentu , walaupun masih terbatas pada objek konkret dan dalam situasi konkret. Anak telah mampu memperlihatkan keterampilan konversi, klasifikasi, perjumlahan, pengurangan, dan beberapa kemampuan lain yang sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan dasar di sekolah. cara berfikirnya sudah kurang egosentris yang ditandai dengan desentrasi yang besar, yaitu dusah mampu memerhatikan lebih dari satu dimensi dan juga menghubungkan satu dengan yang lainnya. Menjelang berakhirnya masa ini atau menginjak masa praremaja , kemampuan kognitifnya makin meningkat. Misalnya, mereka sudah mampu mengenal waktu, tanggal, bulan atau tahun. Selain itu juga sudah mampu menghubungkan waktu lampau dan sekarang, mengenal ukuran dan besaran sesuatu, dan makin memahami hitungan. Menurut Piaget (Santrock, 2007) kemampuan lainnya sebagai berikut.
Pada tahap operasional konkret, anak-anak dapat memahami:
a.    Konservasi, yaitu kemampuan anak untuk memahami bahwa suatu zat/objek/benda tetap memiliki substansi yang sama walaupun mengalami perubahan dalam penampilan. Ada beberapa macam konservasi seperti konservasi jumlah, panjang, berat, dan volume.
b.    Klasifikasi, yaitu kemampuan anak untuk mengelompokkan /memgklasifikasikan benda dan memahami hubungan antarbenda tersebut.
c.    Seriation, yaitu kemampuan anak untuk mengurutkan sesuai dimensi kuantitatifnya. Misalnya sesuai panjang, besar, dan beratnya.
d.   Transitivity, yaitu kemampuan anak memikirkan relasi hubungan secara logis. Jika ada relasi antara objek pertama dan kedua, dan ada relasi antara objek kedua dan ketiga, maka ada relasi antara objek pertama dan ketiga.

Penerapan Teori Piaget dalam Pendidikan
        Beberapa pemikiran Piaget yang dapat diterapkan dalam mendidik anak (Elkind dan Heuwinkel, dalam Santrock, 2007), yaitu:
a.    Menggunakan pendekatan konstruktif dalam belajar. Menurut Piaget, anak-anak belajar dengan baik bila mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri. Dalam belajar perlu melakukan eksperimen dan berdiskusi daripada hanya sebagai penerima pasif seperti menirukan guru atau melakukan sesuatu secara hafalan.
b.    Melakukan pembelajaran fasilitatif. Guru yang efektif mendesain situasi yang membiarkan murid belajar sambil bertindak untuk mengembangkan penalaran dan kreativitasnya. Guru mendengar, memerhatikan, dan memberi pertanyaan pada siswa untuk membantu murid memperoleh pemahaman yang lebih baik. Guru mengamati dan memahami bagaimana para murid berpikir, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk merangsang pemikiran murid, dan meminta murid menjelaskan jawabannya.
c.    Mempertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak. Murid tidak datang ke kelas dengan pikiran yang kosong, tetapi mereka telah memiliki banyak pemahaman tentang dunia fisik dan alam. Memiliki konsep tentang ruang, waktu, kuantitas, dan sebab-akibat. Namun karena pemahaman ini berbeda dengan pemahaman orang dewasa, maka guru perlu menerjemahkan apa yang dikatakan murid dan meresponsnya pada tingkat yang dekat dengan tingkat pemikiran murid. Piaget juga menyarankan tentang pentingnya menilai kesalahan-kesalahan anak dalam berfikir, bukan saja untuk membenarkan cara berfikir mereka tetapi juga untuk membimbing menuju tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
d.   Menggunakan penilaian yang berkesinambungan. Untuk mengevaluasi kemajuan anak dapat dilakukan dengan cara portfolio, musyawarah untuk mendiskusikan strategi pemikirannya, serta penjelasan-penjelasanverbal dan tertulis dari murid tentang pemikiran-pemikiran mereka.
e.    Meningkatkan kesehatan intelektual murid. Anak-anak tidak dipaksa dan ditekan untuk belajar terlalu banyak dan terlalu dini sebelum mereka siap dan matang. Hal ini dapat menimbulkan beban dalam meningkatkan perkembangan intelektual, menjadikan proses pembelajaran bersifat pasif, dan tidak membawa hasil yang diharapkan.
f.     Mengubah ruang kelas menjadi ruang ekplorasi dan penemuan. Guru mengobservasi minat para murid dan partisipasi alami mereka dalam aktivitas-aktivitas yang menentukan jalannya pembelajaran. Guru mendorong interaksi antarmurid selama pelajaran dan permainan berlangsung, karena perbedaan sudut pandang justru memberikan kontribusi terhadap kemajuan berfikir mereka.

2.    Pemrosesan Informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memori jangka pendek (short-term memory) meningkatkan selama masa kanak-kanak. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dengan pemberian tugas “rentang memori”. Hasil penelitian menunjukkan memori jangka pendek bertambah selama masa kanak-kanak. Perhatiannya juga membaik secara dramatis, dan pada saat ini anak lebih mengikuti gambaran-gambaran tugas yang relevan dengan suatu pemecahan masalah daripada gambaran-gambaran yang tampak menonjol.

3.    Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, namun sedikitnya faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)   Faktor hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. dikatakan pula bahwa, taraf inteligensisudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Para ahli psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa taraf inteligensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2)   Faktor lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa. Menurut John Locke, perkembangan manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat Locke, taraf inteligensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3)   Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan dalam menjalani fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender)
4)   Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk menyesuaikan diri.
5)   Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.  
6)   Faktor kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusiauntuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metodetertentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhan.

E.  Perkembangan Bahasa
                 Pada masa sekolah ini anakmenyadari bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang penting untuk menyampaikan maksud, keinginan, dan kebutuhannya kepada orang lain. Demikian pula anak menyadari bahwa melalui komunikasi ia akan mengerti orang lain. Selain itu, berbicara sebagai salah satu bentuk bahasa merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompoknya. Kosakata bertambah banyak dan sudah dapat menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Isi pembicaraan sudah bersifat sosial dan tidak egosentris lagi. Peningkatan kemampuan anak untuk menganalisis kata-kata, menolong anak memahami kata-kata yang tidak berkaitan langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadi mereka. Ini kemugkinan anak menambah kata-kata yang lebih abstrak ke dalam perbendaharaan katanya. Misalnya “minuman keras” dapat dipahami dengan memahami ciri-ciri umum “bir” dan “wiski”. Juga kemampuan analitis anak memungkinkan mereka dapat membedakan antara kata-kata yang mirip. Pada akhir masa ini, umumnya anak dapat menerapkan banyak aturan tata bahasa secara tepat.
                 Seiring dengan meningkatnya kosakata pada tahapan ini, penggunaan kata kerja yang tepat juga semakin meningkat. Anak belajar bahwa kata-kata tertentu dapat memiliki lebih dari satu arti/makna dan mereka dapat menunjukkan makna yang tepat dari konteks. Anak diusia 6 tahun masih jarang yang menggunakan kata-kata pasif, kata perintah yang mengandung auxiliary have, dan kalimat kondisional. Sampai dan mungkin setelah usia sembilan tahun, pemahaman anak tentang aturan sintaksis (bagaimana kata diorganisasi ke dalam frasa dan kalimat) menjadi makin rumit (Papalia dkk, 2008)

1.    Bilingualisme
     Merupakan kemampuan berbicara dalam dua bahasa. Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa kemampuan berbicara dua bahasa memiliki efek positif untuk perkembangan kognitif anak. Anak-anak ini juga menunjukkan kinerja kontrol perhatian, formasi konsep, pemikiran analitis, fleksibilitas kognitif, dan kompleksitas kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak sebayanya yang hanya menguasai satu bahasa. Selain itu, anak-anak ini juga memiliki kepekaan berkaitan dengan struktur bahasa lisan dan tulisan, serta lebih mampu menyadari kesalahan pada tata bahasa dan makna yang sangat membantu meningkatkan keterampilan membaca (Santrock, 2007)

F.   Perkembangan Moral
                 Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkolerasi dengan perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga hrus mencapai tingkat kematangan. Perkembangan moral berlangsung dalam 2 tahap yaitu:
1.    Tahap realisme moral 0-5 tahun, pada taap ini perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran/penilaian. Anak menilai tindakan berdasarkan konsekuensinya. Usia 7/8-12 tahun, pada tahap ini anak menilai perilaku atas dasar tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai dimodifikasi (lebih luwes/fleksibel). Konsep tentang keadilan mulai berubah.
2.    Tahap operasional formal usia 12tahun ke atas, anak mampu mempertimbangkan segala cara untuk memecahkan masalahdan anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil, melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya

B.     Saran
Sebagai mahasiswa program pendidikan agama islam  kita wajib mengetahui apa itu middle and late childhood karena kita adalah generasi penerus bangsa yang akan terjun pada kegiatan belajar mengajar  yang mana kita memiliki anak didik dan kita harus mengetahui karakter anak tersebut dan bagaimana cara menyikapinya, semua yang kita pertanyakan ada di dalam ilmu psikolog perkembangan anak ini.






















DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth b., Development Psychology A Life-Span Approach, New York: McGraw-Hill, Inc,1981.
Marliani, Roslenly. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.
Piaget, J. 1962. Play, Dreams, and Imitation in Childhood, New York: Norton.
Soetjingsih, Christiana Hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Anak-anak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group.