MAKALAH
Tafsir QS. Ali `Imran 138-139 dan QS Al-Fath 29
Dosen : Taufiq Hidayat, S.Ag, MA
OLEH :
Anas Sufyan (31.19.101)
Nurhasanah
(31.19.095)
Siti Hamidah
(31.19.130)
Sitie Zaharani (31.19.096)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hikmah, hidayah, pengetahuan, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “Tafsir QS. Ali `Imran 138-139 dan QS Al-Fath 29”
dapat kami selesaikan. Kami sangat berterimakasih kepada Bapak Dosen Taufiq Hidayat, S.Ag, MA yang telah
memberikan tugas makalah ini untuk pembelajaran mata kuliah Tafsir.
Surat Ali `Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur`an . surat ini
terdiri dari 200 ayat dan termasuk surat Madaniyah. Dinamakan surat Ali `Imran
karena memuat keluarga Imran dan didalamnya memuat kisah kelahiran Nabi Isa,
persamaan ceritanya seperti Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta
disebutkan pula kelahiran Maryam binti Imran. Surat Al-Baqarah dan surat Ali
`Imran ini dinamakan Az-Zahrawan (dua yang cemerlang), karena dua surat ini
menyingkapkan hal-hal yang menurut Al-Qur`an disembunyikan oleh ahli kitab,
seperti kejadian Nabi Isa dan kedatangan Nabi Muhammad.
Surat Al-Fath adalah surat ke-48 dalam Al-Qur`an. Surat ini
tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al-Fath yang
berarti kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat
pertama surat ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal
yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad SAW dalam
peperangannya.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang asbabun nuzul dan pokok
kandungan dalam surat Ali `Imran ayat 138-139 dan surat Al-Fath ayat 29 dan
dengan mengetahuinya kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan makalah ini akan menjelaskan kondisi lembaga pendidikan islam dan
tantangannya. Dengan membaca makalah ini diharapkan kita sebagai penerus bangsa
dapat mengetahui kondisi lembaga pendidikan dan tantangannya dan dapat
memberikan solusi dan ide-ide yang dapat memajukan lembaga pendidikan islam.
Kami sadar sepenuhnya, jika dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun menuju kesempurnaan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami yang
akan datang
Jakarta,
12 Maret 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG.................................................................................. 1
B.
RUMUSAN
MASALAH.............................................................................. 1
C.
TUJUAN
PENULISAN................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Surat
Ali `Imran Ayat 138-139...................................................................... 3
1.
Asbabun
Nuzul QS: Ali `Imran Ayat 138-139.................................. 4
2.
Pokok
Kandungan QS: Ali `Imran Ayat 138-139............................. 5
B.
Surat
Al Fath Ayat 29.................................................................................... 6
1.
Asbabun
Nuzul QS: Al Fath ayat 29................................................. 7
2.
Pokok
Kandungan QS: Al Fath ayat 29............................................ 7
C.
Lembaga
Pendidikan Islam............................................................................ 8
D.
Tantangan
Lembaga Pendidikan Islam.......................................................... 8
E.
Sikap
dalam Menghadapi Tantangan Terhadap pendidikan.......................... 9
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN............................................................................................. 10
B.
SARAN......................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seperti
kita ketahui sendiri, Al-Qur`an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
dengan perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur, berfungsi sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut serta sebagai pembeda
antara yang haq dan yang bathil agar bisa membebaskan manusia dari kesesatan
menuju jalan yang lurus.
Surat Ali `Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur`an . surat ini
terdiri dari 200 ayat dan termasuk surat Madaniyah. Dinamakan surat Ali `Imran
karena memuat keluarga Imran dan didalamnya memuat kisah kelahiran Nabi Isa,
persamaan ceritanya seperti Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta
disebutkan pula kelahiran Maryam binti Imran. Surat Al-Baqarah dan surat Ali
`Imran ini dinamakan Az-Zahrawan (dua yang cemerlang), karena dua surat ini
menyingkapkan hal-hal yang menurut Al-Qur`an disembunyikan oleh ahli kitab,
seperti kejadian Nabi Isa dan kedatangan Nabi Muhammad. Surat Ali `Imran turun
setelah surat al-Anfal dan sebelum surat al-Ahzab. Dalam susunan mushaf, ia
berada pada urutan ke tiga setelah surat Al-Baqarah dan sebelum an-Nisa. Isi
kandungannya secara umum berkaitan dengan keimanan, hukum-hukum, kisah-kisah
dan sebagainya. Dan surat Ali `Imran ayat 138-139 menjelaskan tentang salah
satu fungsi lainnya yaitu sebagai petunjuk dan pembimbing menuju jalan yang
benar agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Surat Al-Fath adalah surat ke-48 dalam Al-Qur`an. Surat ini
tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al-Fath yang
berarti kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat
pertama surat ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal
yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad SAW dalam
peperangannya. Dan pada surat ini menjelaskan tentang pibadi Rasulullah SAW dan
para sahabat beliau. Beliau adalah nabi penutup dan sekaligus Rasul terakhir.
Beliau diangkat menjadi utusan Allah tidak untuk dipuji oleh umatnya, tidak
untuk di sanjung dan dijunjung tinggi sampai setinggi langit, serta tidak untuk
di dewa-dewakan, atau senantiasa diperingati hari lahirnya oleh pengikutnya,
tetapi untuk diikuti kepemimpinannya dalam urusan beriman kepada Allah, untuk
dituruti tuntunannya dalam hal cara beribadah kepada-Nya, serta untuk dicontoh
akhlaq dan budi pekertinya dalam cara bergaul dan bermasyarakat dengan manusia.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
sebab turunnya ayat 138-139 pada surat Ali `Imran?
2.
Apa
sebab turunnya ayat 29 pada surat Al-Fath?
3.
Apa
pokok kandungan ayat 138-139 pada surat Ali `Imran?
4.
Apa
pokok kandungan ayat 29 pada surat Al-Fath?
5.
Bagaimana
kondisi lembaga pendidikan Islam?
6.
Apa
saja tantangan pada lembaga pendidikan islam?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui
sebab turunnya ayat 138-139 pada surat Ali `Imran,
2.
Mengetahui
sebab turunnya ayat 29 pada surat Al-Fath,
3.
Mengtahui
pokok kandungan ayat 138-139 pada surat Ali `Imran,
4.
Mengetahui
pokok kandungan ayat 29 pada surat Al-Fath,
5.
Mengetahui
kondisi lembaga pendidikan islam, dan
6.
Mengetahui
tantangan pada lembaga pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Surat Ali `Imran ayat 138-139
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ
لِلْمُتَّقِينَ
(Al Quran) ini
adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang- orang yang bertakwa.
وَلا تَهِنُوا
وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah
orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Tafsir Ibnu
Katsir
Di dalam Al-qur`an terdapat penjelasan mengenai
berbagai hal, serta bagaimana keadaan umat-umat terdahulu dan juga musuh-musuh
mereka. Di dalam Al-Qur`an itu terdapat berita tentang orang-orang sebelum
kalian dan petunjuk bagi hati kalian sekaligus pelajaran, yaitu pencegahan
terhadap hal-hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Kemudian Allah menghibur
kaum Muslim, dengan Firman Allah artinya janganlah kamu lemah dengan kejadian
itu, padahal kamu adalah orang yang paling tinggi derajatnya dan bahwa
pertolongan hanya bagi kalian.
Tafsir Al-Maragi
Petunjuk
yang bersifat umum bagi umat manusia dan merupakan hujjah atau bukti bagi orang
mukmin atau kafir, orang bertaqwa atau fasik, dalam hal ini juga merupakan
bantahan kepada Nabi SAW meraka mengatakan jika Muhammad memang benar-benar
seorang utusan, maka pasti mereka akan bisa dikalahkan dalam perang uhud.
Sedangkan
penjelasan ini petunjuk dan petuah yang khusus bagi orang-orang yang bertakwa,
karena mereka adalah orang yang mau mengambil petunjuk dengan
kenyataan-kenyataan seperti ini, mereka juga mau mengambil sebagai pelajaran
dan dalam menghadapi kenyataan-kenyataan yang sedang mereka alami.
Dan janganlah
kalian merasa lemah dalam menghadapi pertempuran dan hal-hal yang diakibatkan olehnya, seperti
membuat persiapan dan mengatur siasat perang lantaran luka dan kegagalan dalam
perang uhud. Janganlah kalian bersedih atas orang-orang yang mati selama perang
tersebut.
Cita-cita orang
kafir hanya sesuai dengan tujuan rendah yang dikejarnya. Tidak demikian halnya
dengan tujuan orang-oran mukmin, yaitu ingin menegakkan mencusuar keahlian
diduia, dan mengejar kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.
Kesimpulannya,
bahwa perintah untuk persiapan, menyediakan segala peralatan termasuk dengan
tekad dan semangat yang benar, disamping keteguhan hati dan bertawakal kepada
Allah supaya bisa meraih kemenangan dan mendapatkan apa yang diinginkannya,
serta dapat mengembalikan kerugian atau kekalahan yang telah mereka derita.
Tafsir Al-Azhar
Mempelajari sejarah umat-umat terdahulu dan
melihat bekasnya dengan melawat mengembara dengan sendirinya akan memperoleh
penjelasan. Petunjuk dan pengajaran. Ilmu kita akan semakin bertambah tentang
perjuangan hidup manusia di dunia ini. Dalam ayat ini kita dianjurkan
mengetahui empat ilmu yang ama penting yaitu: sejarah, ilmu bekas peninggalan
kuno, ilmu siasat perang, dan ilmu siasat pengendalian negara.
Didalam
sejarah kita dapat mendapatkan pembelajaran dan hikmah didalamnya agar pada
masa yang akan datang tidak terjadi suatu hal yang sama, dan stategi yang ada
pada sejarahpun dapat kita terapkan ketika kita mengalami suatu masalah yang
sama. Dalam sejarah banyak sekali hal-hal yang
penting, walaupun tidak semua sejarah dibahas dan ditulis didalam
Al-Qur`an hanya kebanyakan berkenaan dengan perjuangan-perjuangan rasul,
misalnya Nabi Musa a.s menentang kedzaliman Fir`aun atau Nabi Ibrahim
menghadapi kaumnya, namun ada juga yang tidak tertulis didalam Al-Qur`an
misalnya mengapa Octavianus dapat mengalahkan Anthonius ketika merebut kuasa
atas lembah nil? Disini kita menemukan kecongkakan Anthious, sebab
kemenangan-kemenangan yang lalu dan pelukan Cleopatra yang menyebabkan dia
lupakan daratan. Tidak diingatnya, bahwa orang ditanah airnya sendiri sudah
mulai bosan kepadanya, sebab bangsanya sendiri sudah di bawanya bertualang
untuk kepentingan pribadi, lantaran itu ketika pukulan Octavinous datang, dia
tidak bertahan lagi.
Dalam
hal tersebut bahwa dengan memerhatikan cerita di atas kita dapat memperoleh
penjelasan, petunjuk pengajaran bagi orang yang bertakwa. Disini kita dapat
mengetahui lagi bertapa luasnya arti takwa. Pokok inti ialah memelihara. Maksud
yang pertama, ialah takwa kepada Allah. Memelihara hubungan dengan Allah dan
takut kepada-Nya.
Tetapi
dalam ayat ini kita bertemu lagi dengan arti lain, yaitu memelihara, menjaga,
awas dan waspada. Maka dnegan demikian takwa kepada Allah tidaklah cukup
sekedar puasa, shalat, haji dan zakat saja. Tetapi termasuk lagi dalam rangka
menjaga agama dari intaian musuh.
Setelah
selesai perang uhud yang telah menewaskan 70 mujahid fisabilillah, antara
Hamzah Abdul Muthalib, paman Nabi SAW sendiri dan Nabi SAW pun mendapat luka,
kelihatan kelesuan, lemah semangat dan duka cita. Sebab suatu hal masih ada
padamu, modal tunggal yang tidak pernah dapat dirampas oleh musuhmu, yaitu
iman. Jika kamu masih memiliki iman dalam dadamu, kamulah yang tinggi dan akan
tetap tingg. Sebab iman itulah pandumu menempuh zaman depan yang masih akan
dihadapi.
1. Asbabun Nuzul
QS:Ali `Imran ayat 138-139
Setelah
menjelaskan sunnah Allah (ayat 137), datanglah jawaban terhadap seruan itu,
untuk menjadi nasihat dan pembelajaran dengan adanya penjelasan pada ayat 138.
Bahwa pada ayat ini Allah memberikan penerangan bagi umat manusia secara
keseluruhan.
Pada masa itu,
umat islam mengalami kekalahan akibat kelalaiannya di perang Uhud. Banyak
panglima yang tewas saat pertempuran, sehingga membuat mereka yang selamat saat
itu merasa sangan kecewa, terpuruk, terpukul dan sangat bersedih. Lalu Allah
datang dengan kabar gembira yang diberikan-Nya dengan motivasi kembali kepada
umat islam yang sedang terpuruk itu.
Ibnu Abbas r.a
berkata, “pada perang Uhud, para sahabat mengalami kekalahan. Lalu ketika itu,
tiba-tiba Khalid bin Walid beserta pasukan berkuda kaum musyrik ingin naik ke
atas bukit untuk menyerang pasukan islam. Melihat hal itu Rasulullah SAW.
berkata, “Ya Allah, jangan ssampai mereka mengalahkan kami, ya Allah, tiada
kekuatan bagi kami kecuali atas izin dan kehendak-Mu, ya Allah, di tanah ini
tiada orang yang menyembah-Mu kecuali orang-orang ini.” Lalu Allah SWT
menurunkan ayat-ayat ini. Lalu ada sekelompok dari kaum Muslimin yang langsung
meloncat belarian keatas bukit, lalu mereka menyerang pasukan berkuda kaum
musyrik dengan senjata panah sehingga akhirnya mereka kalah dan mundur. Ini
adalah maksud ayat,
وَأَنْتُمُ
الأعْلَوْنَ
“padahal kalianlah sebenarnya orang-orang yang
lebih tinggi.”
2. Pokok Kandungan
QS: Ali `Imran ayat 138-139
Ulama tafsir
mengatakan bahwa maksud ayat 138 ini adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa
kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang islam,
tentang berlakunya ketentuan sunnah Allah itu. Mereka menang pada perang Badar,
karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi Saw.
Pada perang Uhud
pun mereka hampir saja memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai
dan tidak lagi mematuhi perintah Nabi SAW, akhirnya mereka terkepung dan
diserang tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya, sehingga
bergelimpanglah puluhan kurban syuhada dari kaum muslimin, dan Nabi sendiri
menderita luka dan pecah salah satu giginya.
Ini adalah penerangan bagi manusia secara
keseluruhan. Ini adalah kutipan peristiwa kemanusiaan yang telah jauh berlalu,
yang manusia sekarang tidak akan dapat mengetahuinya kalau tidak ada penerangan
yang menunjukkannya. Akan tetapi hanya segolongan manusia tertentu saja yang
mendapatkan petunjuk di dalamnya, mendapatkan pelajaran , mendapatkan manfaat
dan menggapai petunjuknya. Mereka itu adalah golongan “muttaqin”
orang-orang yan bertakwa.
Kalimat yang
mengandung petunjuk ini tidak dapat di tangkap dan dicerna kecuali dengan hati
yang beriman dan terbuka untuk penerima petunjuk. Nasihat dan pelajaran yang
berharga itu tidak dapat dimanfaatkan kecuali oleh hati yang bertakwa, tanggap
terhadapnya, dan bergerak dengannya. Maka, bagi manusia dengan sedikitnya
pengetahuan tentang yang hak dan yang bathil, tentang petunjuk kesesatan dan
kebenaran dengan tabiatnya yang terang dan jelas, tidak memerlukan penjelasan
yang panjang lebar. Hanya saja antusiasme manusia terhadap kebenaran hanya
sedikit, dan sedikit pula kemampuan memilih jalan kebenaran itu. Hal itu
disebabkan antusiasme terhadap kebenaran dan kemampuan memilih jalannya itu
tidak didorong melainkan oleh iman, sedangkan yang dapat memeliharanya adalah
takwa.
Oleh karea itu,
penetapan-penetapan sedemikian ini disebutkan secara berulang-ulang dalam
Al-Qur`an . disebutkan nash nya dalam Al-Qur`an bahwa didalam kitab ini
terdapat kebenaran, petunjuk cahaya, nasihat dan pelajaran. Semua itu hanya
untuk oramg-orang yang beriman dan bertakwa. Iman dan takwa itulah yang
melapangkan hati untuk menerima petunjuk, cahaya, nasihat, dan pelajaran, dan
yang menghiasi hati sehingga terasa indah untuk memilih cahaya dan petunjuk itu,
serta memanfaatkan nasihat dan pelajarannya. Juga untuk bersabar dan tabah
dalam menanggung beban derita dalam menempuh jalannya. Inilah persoalannya,
inilah esensi masalahnya. Bukan sekedar ilmu dan pengetahuan. Karena banyak
orang yang menegerti dan mengetahui, tetapi mereka bergelimang dalam lumpur
kebatilan. Mungkin karena memperturutkan hawa nafsunya, hingga tidak berguna
ilmu dan pengetahuannya. Mungkin juga karena takut menderita sebagai
konsekuensi pengemban kebenaran dan pelaku dakwah.
Ulama tafsir
mengatakan bahwa maksud ayat 139 ini adalah: menghendaki agar kaum muslimin
jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami kekalahan
dan penderitaan yang cukup pahit pada perang Uhud, karena kalah atau menang
dalam suatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah.
Yang demikian itu hendaklah dijadikan pembelajaran kaum muslimin dalam
peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat dan semangat yang tinggi jika
mereka benar-benar beriman.
Janganlah kamu
bersikap lemah dan bersedih atas yang telah menimpamu dan luput darimu karena kamu adalah orang-orang yang paling
tinggi derajatnya. Akidahmu lebih tinggi
karena kamu hanya bersujud kepada Allah saja, sedang mereka bersujud pada
sesuatu dari makhluk ciptaan-Nya. Manhaj kamu lebih tinggi karena kamu berjalan
menuntut manhaj Allah, sedang mereka menempuh jalan kehidupan menurut manhaj
yang dibuat oleh makhluk Allah. Peranan kamu lebih tinggi, karena kamu
mengemban wasiat atas kemanusiaan seluruhnya, pembawa petunjuk kepada semua
manusia, sedang mereka menyimpang dari
manhaj Allah , tersesat dari jalan yang lurus. Kedudukan kamu lebih tinggi,
karena kamu adalah pewaris bumi sebagaimana yang dijanjikan Allah, sedang
mereka akan musnah dan dilupakan. Maka jika kamu benar-benar beriman, niscaya
kamu adalah orang-orang yang derajatnya paling tinggi. Jika kamu benar-benar
beriman, maka janganlah kamu merasa lemah dan bersedih hati. Karena semua itu
adalah sunnah Allah, yang mungkin saja ditimpakan kepada mu dan kepada orang
lain. Akan tetapi, hanya kamulah yang akan mendapatkan akibat yang baik setelah
kamu berijtihad dan berusaha keras, setelah mendapakan ujian yang setelah
mengalami pembersihan.
B. Surat Al-Fath
Ayat 29
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ
أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا
سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى
وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ
وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ
فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ
ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas
itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
1. Asbabun Nuzul
QS: Al-Fath ayat 29
As-Suyuthi:
Az-Zubair bin Bakkar (dalam Akbar Al Madinah) dan Abu Nu`aim (dalam Al Madinah)
dan Abu Nu`aim (dalam ad-Dalail) meriwayatkan dari Ibnu Mas`ud, ia mengatakan
Rasulullah SAW bersabda, “sifatku adalah: Ahmad Al Mutawakkil, lahirnya di
Mekkah dan tempat hijrahnya di Madinah, tidak keras dan tidak kasar, membalas
kebaikan dengan kebaikan, tidak membalas dengan kejahatan, umatnya adalah
orang-orang yang suka memuji (tuhannya), memakai pakaian dengan keadilan
mereka, membersihkan anggota tubuh mereka (berwudhu), injil-injil mereka (kitab
suci mereka), berbaris dalam perang, pengorbanan mereka adalah dengan darah
mereka (jihad fi sabilillah), pendeta di malam hari dan singa di siang hari.
Al Hakim: Abu
Zakariya Al `Anbari mengabarkan pada kami, Muhammad bin Abdussalam menceritakan
kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan pada kami, Jarir memberitahukan
kepada kami dari Al A`masy dari Khaitsamah, ia berata, “Seseorang laki-laki
membaca surat Al-Fath dihadapan Abdullah. Ketika sampai pada ayat :
كَزَرْعٍ أَخْرَجَ
شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ
Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia
dan tegak lurus diantara pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati
penanaman-penanamannya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin), ia berkata, “supaya Allah membuat marah
orang-orang kafir dengan kekuatan Nabi dan Shabatnya.” Katanya, melanjutkan:
kemudian Abdullah berkata, “kalian adalah tanaman dan telah dekat untuk
dipanen.”
2.
Pokok Kandungan QS: Al-Fath ayat 29
Al-Fath
merupakan ayat yang turun ketika peristiwa hudaibiyyah. Ayat ini menjelaskan
bahwasan Nabi Muhammad adalah utusan Allah (rasul Allah). Ayat ini menjelaskan
bahwa orang beriman akan tampak cahaya atau nur tanda bekas bersujud. Dan ayat
ini adalah dalil yang menjelaskan tentang janji Allah kepada orang yng beriman
bahwasannya mereka akan mendapatkan
pahala dan ampuan dari Allah. Surat ini menjelaskan sebuah deksripsi tentang
Rasulullah dan para sahabatnya dengan pujian yang mulia. Yang menonjolkan ummat
bahwa ia merupakan kelompok terpilih, baik kondisi lahiriyah maupun batiniyah.
Ada potongan kalimat
yang menggambarkan kondisi mereka dengan kaum kafir dan dengan diri mereka
sendiri (ia adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang
sesama mereka). Adapula penggalan yang menggambarkan keadaan mereka saat
beribadah (kamu melihat mereka ruku dan sujud). Ada penggalan yang
menggambarkan kalbu merekam isi hatinya, dan gejolaknya (mencari karunia Allah
dan keridhoanNya). Dan ada pula penggalan yang menerangkan tentang pengaruh
ibadah dan fokusnya mereka kepada Allah (tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat).
Ayat ini dimulai
dengan peneguhan sifat Nabi Muhammad Saw sebagai seorang nabi. Namun kaum
muslimin memiliki beberapa kondisi-kondisi, kondisi yang pertama mereka bersikap
keras kepada kaum kafir, padah diantara mereka ada ayah, saudara, kerabat,
bahkan sahabat. Mereka memutuskan semua hubungan ini dan berkasih sayang
terhadap saudara seagama. Umat muslimin adalah cara mereka beribadah, mereka
ruku dan sujud menyembah kepada Allah. Dan menyangkut masalah batiniyah dan isi
hati yang paling dalam. Mereka mencari karunia Allah dan keridhaannya dan
selalu menjdi ambisinya yang tiada habis. . menetapkan dampak ibadah lahiriyah
yang tercemin dalam gerak-geriknya seperti tampak pada tanda-tanda bekas sujud
yang ada diwajah. Tanda yang tampak pada wajah mereka ialah keelokan, cahaya,
kecerahan dan keramahan. Dari sumbu ibadah teranglah kehidupan mereka dengan
keelokan dan kelembutan. Tanda wajah tersebut bukanlah berupa noda yang dikenal
di dahi sebagaimana yang dipahami saat mendengar kata “bekas sujusd”. Yang
dimaksud dengan “bekas sujud” ialah dampak ibadah.
C.
Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga
pendidikan islam adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan
yang dilakukan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih
baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan yang dimaksud
tentu dilandasi dengan nilai-nilai islami.
Berbicara
tentang lembaga-lembaga pendidikan islam, secara garis besar ada tiga macam
bentuk lembaga pendidikan islam, yaitu lembaga pendidikan informal, lembaga
pendidikan nonformal, dan lembaga pendidikan formal. Secara singkat, lembaga
pendidikan informal adalah pendidikan dalam
keluarga yang mana keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak.
Didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik
pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap
pengaruh dari pendidiknya (orang tuanya atau anggota keluarganya).
Sedangkan
lembaga nonformal adalah pendidikan yang ada di masyarakat, berupa
pengajian-pengajian, majlis taklim, atau organisasi-organisasi lainnya yang
berada di masyarakat. Lembaga formal adalah lembaga pendidikan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena makin
besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawab sebagian kepada
lembaga sekolah.
D.
Tantangan Lembaga Pendidikan Islam
pada
pembahasan kali ini, hanya akan dibatasi tentang lembaga pendidikan formal.
Tantangan lembaga pendidikan ini menurut Cece Wijaya dapat dilukiskan sebagai
perubahan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, dan
teknologi yang berpengaruh terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan.
(Cece Wijaya, 1999:33)
1.
Tantangan
di bidang politik
Lembaga
pendidikan yang ada di dalam wilayah suatu negara merupakan sektor
perkembangan kehidupan budaya bangsa
yang committed (terikat) dengan tujuan perjuangan nasional yag
berdasarkan landasan pada falsafah negaranya. Oleh karena itu, maka suatu
lembaga pendidikan yang tidak bersedia mengikuti politik negaranya, akan
merasakan bahwa politik tersebut menjadi pressure (tekanan) terhadap
cita-cita kelembagaan tersebut. Sudah tentu hal ini merupakan tantangan yang
perlu dijawab secara “polities fundamental”.
2.
Tantangan
di bidang kebudayaan
Suatu
perkembangan kebudayaan dalam abad modern ini adalah tidak dapat terhindar dari
pengaruh kebudayaan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses
akulturasi (perpaduan), dimana faktor nilai yan mendasari kebudayaan sendiri
sangat menentukan surive (daya tahan) bangsa tersebut. Ini merupakan tantangan
besar bagi lembaga pendidikan islam untuk membentengi anak-anak bangsa dari
pengaruh-pengaruh negatif yang diakibatkan oleh kebudayaan tersebut. Karena
kalau tidak, nilai-nilai kultural bangsa ini akan terancam pudar dan akan
musnah seiring berlalunya waktu.
3.
Bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi
Kehadiran
alat-alat canggih seperti televisi, radio, handphone dll akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Alat-alat pembelajaran ini akan
membawa tantangan bagi pendidik dalam pengembangan sumber daya manusia. Dan
umumnya alat-alat teknologi ini diciptakan untuk mempermudah manusia bekerja
dan berbuat serta dapat memberikan rasa senang kepada pemakainya.
4.
Tantangan
di bidang ekonomi
Ekonomi
merupakan tulang punggung dari kehidupan bangsa yang dapat menentukan mau
mundurnya suatu proses perkembangan sistem pendidikan. Bisa dilihat dari sektor
ini, maka problem-problem kehidupan ekonomi perlu dijawab oleh lembaga-lembaga
pendidikan. Apalagi bila diingat bahwa hasil pendidikan adalah sama prosesnya
dengan hasil produksi tenaga ahli.
Jawaban yang diberikan oleh lembaga pendidikan antara lain tercermin
dalam sistem kependidikan secara kurikulum atau program kependidikan yang
ditetapkan.
E.
Sikap dalam Menghadapi Tantagan Terhadap Pendidikan
dalam
menghadapi tantangan tersebut, ada berapa sikap yang dipegang, bergantung pada
dimensi filosofis dari masing-masing intuisi kependidikan itu sendiri.
Sikap-sikap tersebut antara lain:
1.
Sikap
peduli terhadap tantangan perubahan sosial.
2.
Sikap
yang mengakui adanya perubahan sosial akan tetapi menyerahkan pemecahan kepada
orang lain.
3.
Sikap
yang mengidentifikasikan perubahan dan berpartisipasi dalam perubaan itu.
4.
Sikap
yang lebih aktif yang melibatkan diri dalam perubahan sosial dan menjadikan
dirinya sebagai pusat perubahan sosial.
5.
Peningkatan
mutu pendidikan islam.
6.
Mengembangkan
tradisi ilmiah di lembaga pendidikan islam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Islam
sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas,
individu-individu yang beradap akan terbentuk yang akhirnya memunculkan
kehidupan sosial yang bermoral. Seperti yang kita ketahui sendiri, al-Qur`an
adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara
malaikat Jibril as secara berangsur-angsur.
Tafsir
surat Ali `Imran ayat 138-139 menjelaskan tentang salah satu fungsi Al-Qur`an
dari sekian banyak fungsi lainnya yaitu sebagai petunjuk dan pembimbing menuju
jalan yang benar agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa dan berisikan juga
tujuan pendidikan. Dan ayat ini juga menggambarkan bahwa Allah selalu
memberikan motivasi untuk umatnya ketika umatnya sedang dilanda musibah atau
kesedihan.
Pada
ayat terakhir surat Al Fath menjelaskan bahwa sifat yang harus dimiliki oleh
orang mukmin. Dan menjelaskan salah satu tujuan pendidikan yaitu dengan kita
memiki sifat seperti orang mukmin.dari ayat tersebut juga menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya bersikap keras atau tegas terhadap
orang-orang kafir namun berkasih sayang terhadap sesamanya. Bahwa kita tidak
boleh menyakiti sesama saudara muslim.
B.
Saran
Meskipun kami
menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`an
al-Karim.
Abdullah. 2004. Tafsir
Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi`i.
Al-Maraghi,
Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Karya Toha Putra.
Hamka. 2004. Tafsir
Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hawi, Akmal. Tantangan Lembaga Pendidikan
Islam. Tadrib. Vol.3, No.1. hlm 143-147.
Quthb, Sayyid.
1992. Tafsir Fi Zhilalil Qur`an, Penerjemah: As`ad Yasin, Abdul Aziz
Salim Basyarahil, Muchothob Hamzah (Depok: Gema Insani, 2006, Cet. Ke-3).
Alhamdulillah makalah ini sangat membantu
BalasHapus