MAKALAH
KALIMAT EFEKTIF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Poppy Nurul `Aini, M.Pd.
OLEH :
Amelia Zikrifah
Muhammad Faisal Fajri (3119117)
Nurhasanah (3119095)
Siti Hamidah (3119130)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hikmah, hidayah, pengetahuan, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “KALIMAT EFEKTIF” dapat kami selesaikan. Kami sangat
berterimakasih kepada Ibu Dosen Poppy Nurul `Aini, M.Pd yang telah memberikan
tugas makalah ini untuk pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang kalimat efektif.
Bahwasannya sebagai seorang mahasiswa kita perlu memahami kalimat efektif
karena kalimat efektif adalah kalimat yang komunikatif, mampu menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis secara tepat, sehingga dapat dipahami oleh pendengar
atau pembaca secara tepat pula.
Kami sadar sepenuhnya, jika dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun menuju kesempurnaan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami yang
akan datang.
Jakarta, 21 Oktober 2019
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG................................................................................ 1
B.
RUMUSAN
MASALAH........................................................................... 1
C.
TUJUAN
PENULISAN............................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kalimat Efektif.......................................................................... 2
2.
Syarat-Syarat
Kalimat Efektif..................................................................... 2
1.
Kesepadanan........................................................................................... 3
2.
Keparalelan............................................................................................. 5
3.
Ketegasan................................................................................................ 6
4.
Kehematan.............................................................................................. 7
5.
Kecermatan............................................................................................. 9
6.
Kepaduan................................................................................................ 9
7.
Kelogisan................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN........................................................................................... 11
B.
SARAN....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kalimat
efektif adalah kalimat yang komunikatif, mampu
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
maksud si pembicara atau penulis secara tepat, sehingga dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca dengan tepat pula. Sebagai seorang mahasiswa, guru, dan
orang tua kita harus memahami tentang kalimat efektif, karena kita akan menjadi
seorang komunikatif yang akan menyampaikan informasi, gagasan, perasaan, dan
hal yang paling penting adalah agar orang yang kita berikan informasi paham
akan informasi yang kita berikan.
Seseorang
yang berbicara menggunakan kalimat efektif pasti akan mudah dipahami dan
dicerna oleh pikiran bagi setiap orang yang mendengarkannya. Maka dari itu kita
harus memahami pengertian kalimat efektif itu apa dan apa saja syarat-syarat
kalimat efektif, yang akan kita bahas pada makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian dari kalimat efektif?
2.
Apa
saja syarat-syarat kalimat efektif?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui kalimat efektif, dan
2.
Untuk
mengetahui apa saja syarat-syarat kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertiaan Kalimat Efektif
Sabarti (1994:116) mengatakan, “Kalimat efektif adalah kalimat yang
benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara cepat. Arifin
(2008:97) mengemukakan bahwa “Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulis
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat
pula.”
Chaer (2011:63) mengemukakan bahwa kalimat yang efektif adalah
kalimat yang dapat menyampaikan “pesan” kepada pembaca persis seperti yang
ingin disampaikan oleh penulis. Untuk dapat menjadi kalimat yang efektif
pertama-tama kalimat tersebut harus lugas , kedua harus gramatikal. Di samping
itu, sebuah kalimat yang efektif haruslah menggunakan konjungsi secara tepat,
menggunakan kosa kata atau istilah baku, dan menggunakan ejaan baku.
Keefektifan kalimat dapat rusak karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefektifan kalimat
adalah pemakaian ejaan yang kurang tepat, pembentukan kata yang tidak tepat,
urutan kata yang tidak tepat, dan pemilihan kata yang tidak tepat pula.
Badudu (1984:188) menyatakan bahwa kalimat efektif ialah kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara
(sipenulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar
(pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang difikirkan atau
dirasakan oleh si penutur atau penulis. Artinya, kalimat dapat dikatakan
efektif apabila kalimat tersebut memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada
pada pikiran pembicara atau penulis. Dengan demikian, kalimat efektif adalah
kalimat yang berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud pembicara atau penulis.
Kalimat
efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca sama dengan pemikiran penulis atau pembicara.
2.
Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Akhadiah,
dkk. (1999:116) menyatakan agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi
kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis, perlu
diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif, yaitu
kepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan
dalam menggunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat.
Menurut
Widjono (2007:161), adalah (1) keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan
maknadan struktur; (2) kesejajaran bentuk kata atau struktur kalimat secara
gramatikal; (3)kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami; (4) kehematan
menggunakan unsur kalimat; (5)kecermatan dan kesantunan; dan (6) kevariasian
kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
Secara
umum kalimat efektif memiliki ciri khas yaitu, kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
1.
Kesepadanan
Kesatuan
gagasan bertujuan agar informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat
tidak bertele-tele harus sistematis. Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya
kesepadanan struktur dan makna kalimat.
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur
bahasa yang dipakai (Arifin & Tasai, 2003:90).Kesepadanan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Kalimat
itu memiliki subjek dan predikat yang jelas
Ketidak
jelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
mengkindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
· Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (salah)
· Semua mahasiswa perguruan tingi ini harus membayar uang kuliah.(benar)
· Dalam seminar pendidikan kemarin membicarakan UU pendidikan yang
baru. (salah)
· Seminar pendidikan kemarin membicarakan UU pendidikan yang baru. (benar)
b.
Tidak
terdapat subjek yang ganda
Sebuah
kalimat yang memiliki subjek ganda akan berakibat pada ketidakefektifan gagasan
yang diajukan.
Contoh:
· Penyusun laporan itu saya di bantu oleh para dosen. (salah)
· Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.(benar)
· Soal itu saya kurang jelas.(salah)
· Soal itu bagi saya kurang
jelas.(benar)
· Pemeriksaan polisi itu Rina dinyatakan bersalah.(salah)
· Dalam pemeriksaan polisi Rina dinyatakan bersalah.
(benar)
c.
Kata
penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Kata
penghubung terdiri atas kata hubung intrakalimat dan ekstrakalimat. Kata hubung
(konjungsi) intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah gagasan
yang masih ada dalam satu kalimat, misalnya dan. Sementaa konjungsi
ekstrakalimat adalah kebalikan dari intrakalimat, yaitu konjungsi yang
menghubungkan antara dua buah kalimat.
Dalam
kalimat efektif, penggunaan konjungsi intrakalimat pada kalimat tunggal tidak
dibenarkan.
Contoh:
· Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.(salah)
· Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara prtama.(benar)
· Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu,kami tidak mengikuti
acara pertama.(benar)
· Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.(salah)
· Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.(benar)
· Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli
sepeda motor Suzuki.(benar)
·
Ia
terlambat bangun. Sehingga ia telat sampai di sekolah.(salah)
·
Ia
terlambat bangun sehingga telah sampai di sekolah.(benar)
·
Ia
terlambat bangun. Oleh karena itu, ia telat sampai di sekolah.(benar)
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk. Kedua,gantilah
ungkapan penghubung intrakalimatmenjadi ungkapan penghubung antar kalimat.
d.
Predikat
kaliat tidak didahului oleh kata yang
· Rina yang berbaju merah. (salah)
· Rina berbaju merah. (benar)
· Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (salah)
· Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (benar)
· Sekolah kami yang terletak di depan bioskop. (salah)
· Sekolah kami terletak di depan bioskop. (benar)
Contoh lainnya:
a.
Pembangunan
gedung kampus baru STIPAN pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit.
(terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)
Seharusnya:
Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun
gedung kampus baru STIPAN.
b.
Dalam
pembangunan negara sangat berkaitan dengan stabilitas sosial politik.
(memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi
kacau)
Seharusnya:
Pembangunan negara sangat berkaitan dengan stabilitas sosial
politik.
c.
Berdasarkan
agenda sekretaris ketua STIPAN akan memberi pengarahan kepada mahasiswa baru.
(tidak jelas siapa yang memberi pengarahan)
Seharusnya:
Berdasarkan
agenda, Sekretaris Ketua STIPAN akan memberi pengarahan kepada mahasiswa.
Berdasarkan agenda sekretaris, Ketua STIPAN akan memberi pengarahan kepada mahasiswa baru.
Berdasarkan agenda sekretaris, Ketua STIPAN akan memberi pengarahan kepada mahasiswa baru.
2.
Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat. Jika bentuk pertama nomina, bentuk kata kedua dan seterusnya juga
nomina. Demikian juga kalau menggunakan verba. Jika bentuk perta verba, bentuk kata kedua dan seterusnya juga verba.
Contoh:
· Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kalimat
ini tidak memiliki kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga
minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
· Tahap terakhir menyelesaikan gedung ini adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasangkan penerangan, pengujian sistem, pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat ini tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik jika diubah menjadi predikat yang
nominal, sebagai berikut.
Contoh
lainnya:
a.
Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kgiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem, pembagian air, dan pengaturan
tata ruang. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan
katalog, dan buku-buku diberi label.
Seharusnya:
Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan
katalog, dan pelabelan buku.
b.
Bapakmu
menjadi dosen atau sebagai pengusaha.
Seharusnya:
Bapakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha.
Bapakmu sebagai dosen atau sebagai pengusaha.
c.
Demikianlah
agar Saudara maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Seharusnya:
Demikianlah agar saudara maklum, dan atas perhatian saudara
saya ucapkan terimakasih.
d.
Dalam
rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak
waktu penyiaran iklan, pemasaran yang lebih gencar.
Seharusnya:
Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan
mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, menggencarkan
pemasaran.
3.
Ketegasan
Ketegasan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
a.
Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
Contoh:
·
Angka
kemiskinan semakin meningkat sehingga tindak kriminal juga semakin banyak.
Penekanan kalimat tersebut: angka kemiskinan.
·
Tindak
kriminal semakin banyak karena angka kemiskinan meningkat.
Penekanan kalimat tersebut: tindak kriminal.
· Presiden mengharapkanagar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanan kalimat tersebut: presiden mengharapkan.
· Harapan presiden ialah agar rakyat membagun bangsa dan negaranya.
Penekanan kalimat tersebut: harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi
kalimat.
b.
Membuat
urutan kata yang bertahap
Contoh:
· Bukan, seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah,
telah diumbangkan kepada anak-anak terlantar (salah)
· Bukan, seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telaah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
· Bukan satu atau dua, tetapi puluhan TKW yang menderita karena
perlakuan majikan. (benar)
c.
Melakukan
pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
· Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d.
Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
· Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
· Perusahaan itu tidak bangkrut, tetapi berkembang dengan pesat.
e.
Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
· Saudaralah yang bertanggung jawab.
· Buanglah semua sifat burukmu.
Contoh lainnya:
a.
Meletakkan
kata yang ditonjolkan pada awal kalimat;
Ujian akhir semester
kita tempuh pada bulan Maret.
b.
Membuat
urutan kata kata yang bertahap;
Buhan hanya seratus, seribu, atau sejuta,
melainkan berjuta-juta,bahkan bermilyar-milyar rupiah telah
disumbangkan kepada korban bencana tsunami di Aceh.
c.
Melakukan
pengontrasan atau pertentangan kata kunci;
Para korban bencana tsunami di Aceh tidak menghendaki bantuan yang
bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
d.
Mempergunakan
partikel penegas.
Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan tugas
pemerintahan itu.
4.
Kehematan
Maksud kehematan adalah hemat menggunkan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan itu dapat dilakukan dengan berbagai
cara.
a.
Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
·
Anda
tidak perlu menghadiri undangan itu jika anda sakit. (salah)
·
Anda
tidak perlu menghadiri undangan itu jika sakit (benar)
·
Karena
ia tidak di undang , dia tidak datang ketempat itu (salah)
·
Karena
tidak diundang , dia tidak datang ketempat itu. (benar)
·
Hadirin
serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang. (salah)
·
Hadirin
serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. (benar)
b.
Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata
Contoh:
·
Ia
membeli mobil BMW. (salah)
·
Ia
membeli BMW. (benar)
Kata BMW sudah mencakupi kata mobil.
·
Ia
memelihara burung beo. (salah)
·
Ia
memelihara beo. (benar)
Kata beo sudah mencakupi kata burung.
·
Ia
memakai baju warna merah. (salah)
·
Ia
memakai baju merah. (benar)
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
·
Di
mana engkau menagkap burung pipit itu? (salah)
·
Di
mana ngkau mengkap pipit itu? (benar)
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
c.
Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kata hanya bersinonim dengan kata saja.
Kata sejak bersinonim dengan kata dari.
Contoh:
·
Dia
hanya membawa badannya saja. (salah)
·
Dia
hanya membawa badannya. (benar)
·
Ia
naik ke atas kapal. (salah)
·
Ia
naik kapal. (benar)
·
Ia
hanya menanam satu pohon saja. (salah)
·
Ia
hanya menanam satu pohon. (benar)
d.
Penghematan
dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
·
Semua
masyarakat mengikuti upacara menaikkan bendera di istana negara melalui siaran
langsung di televisi.
Kata semua bersifat jamak, dan kata masyarakat juga bersifat jamak.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
·
Masyarakat
mengikuti upacara menaikkan bendera di istana negara melalui siaran langsung di
televisi.
Bentuk
Tidak Baku
|
Bentuk
Baku
|
Para
tamu-tamu
|
Para
tamu
|
Beberapa
orang-orang
|
Beberapa
orang
|
Para
hadirin
|
Hadirin
|
Para
bapak-bapak
|
Bapak-bapak
|
Banyak
siswa-siswa
|
Banyak
siswa
|
Saling
pukul-memukul
|
Pukul
memukul
|
Contoh lainnya:
a.
Saya
melihatnya dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa STIPAN itu belajar seharian
dari pagi sampai petang.
Seharusnya:
Saya melihat sendiri mahasiswa STIPAN itu belajar seharian.
b.
Dekan
itu dengan segera mengubah rencana setelah dia bertemu dengan rektornya.
Seharusnya:
Dekan itu segera mengubah rencana setelah bertemu rektornya.
c.
Agar
supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik Anda harus belajar dengan
sungguh-sungguh.
Seharusnya:
Agar Anda memperoleh nilai yang baik, belajarlah sungguh-sungguh.
Belajarlah sungguh-sungguh agar Anda memperoleh nilai yang baik.
Anda harus sungguh-sungguh belajar supaya mendapat nilai yan baik.
5.
Kecermatan
Kecermatan yakni sebuah kalimatbtidak menimbulkan tafsiran danda,
dan tepat dalam pilihan katanya.
Contoh:
· Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat tersebut memiliki tafsiran ganda,yaitu siapa yang terkenal,
mahasiswa atau perguruan tinggi?
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi.
Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah.
· Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang
bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat ini
dapat diubah menjadi.
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hululabang, dan para
menteri.
6.
Kepaduan
Kepaduan adalah sebuah pernyataan dalam kalimat disampaikan tidak
terpecah-pecah.
a.
Kalimat
yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak
simetris. Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan secara tidak
sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradap.
b.
Kalimat
yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif pesona.
Contoh:
·
Surat
itu saya sudah baca. (salah)
· Surat itu sudah saya baca. (benar)
·
Saran
yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. (salah)
·
Saran
yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. (benar)
·
Mobil
itu saya sudah bayar. (salah)
·
Mobil
itu sudah saya bayar. (benar)
Kalimat di atas tidak menunjukkan sebab aspek terletak antara agen
dan verbal.
c.
Kalimat
yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Contoh:
·
Mereka
membicarakan daripada kehendak rakyat. (salah)
·
Mereka
membicarakan kehendak rakyat (benar)
·
Makalah
ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat. (salah)
·
Makalah
ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat. (benar)
·
Pak
Budi memerintahkan daripada seluruh karyawannya untuk bekerja lebih giat.
(salah)
·
Pak
Budi memerintakhan seluruh karyawannya untuk bekerja lebih giat. (benar)
·
Rapat
pimpinan itu membicarakan tentang etos kerja karyawannya. (salah)
·
Rapat
pimpinan itu membicarakan etos kerja karyawannya. (benar)
Contoh lainnya:
a.
Kepada
setiap mahasiswa STIPAN harus memiliki kartu identitas mahasiswa.
(tidak mempunyai subjek atau subjeknya tidak jelas)
Seharusnya:
Setiap mahasiswa STIPAN harus memiliki kartu identitas mahasiswa.
b.
Saya
punya rumah baru saja diperbaiki.
(struktur kalimat tidak benar atau rancu)
Seharusnya:
Rumah saya baru saja diperbaiki.
c.
Tentang
kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani.
(unsur S-P-O tidak berkaitan erat)
Seharusnya:
Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
7.
Kelogisan
Kelogisan adalah ide sebuah kalimat dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
· Waktu dan tempat kami persilahkan.
· Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
· Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
· Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
· Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di
daerah tersebut.
· Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilahkan.
· Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
· Rina menduduki juara pertama lomba karaoke antarmahasiswa.
Kalimat itu
tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
· Bapak menteri kami persilahkan.
· Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
· Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
· Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
· Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu
seringmondar-mandir di daerah tersebut.
· Bapak Rektor dipersilahkan.
· Untuk menghemmat waktu, kita teruskan acara ini.
· Rina menjadi juara pertama lomba karaoke antarmahasiswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif merupakan kalimat
yang komunikatif, mampu menyampaikan pesan , gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu kalimat
tersebut harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah:
1.
Kesepadanan
2.
Keparalelan
3.
Ketegasan
4.
Kehematan
5.
Kecermatan
6.
Kepaduan
7.
Kelogisan
B. Saran
Dalam
tata tulis ataupun pembicara diperlukan penguasaan pada tataran kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana. Oleh karena itu, latihan terus-menerus diperlukan
untuk memiliki keterampilan menulis karya ilmiah atau pemateri. Mahasiswa,
guru, dosen, dan pemateri harus berlatih untuk menulis atau berbicara agar
memiliki keterampilan dalam mengimplementasikan penggunaan kata, frasa, klausa,
dan kalimat dalam paragraf dan wacana.
Hal ini penting sebagai upaya awal untuk merealisasikan penulisan karya ilmiah
atau pembicara yang baik dan benar berdasarkan kaidah bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah,
Sabarti, dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Akhadiah,
Sabarti, dkk. 1994. Pembinaan KemampuanMenulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Arifin E,
Zaenal dan Tasai S, Amran. 2003. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Badudu, J.S.
1984. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Chaer, Abdul.
2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Gusti Yanti,
Prima, Fairul Zabadi, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta: PT Grasindo.
Rohmadi,
Muhammad, Eddy Sugiri, dkk. 2014. Belajar Bahasa Indonesia Upaya Terampil
Berbicara dan Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media.
Santosa, Puji,
dan Muhammad Jaruki. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia Baik, Benar, dan
Santun. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suwarna, Dadan.
2012. Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman.
Tanggerang: Jelajah Nusa.
Widjono, Hs.
2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenbangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi (Rev). Jakarta: Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar