MAKALAH
MASA MIDDLE AND LATE CHILDHOOD 6-12 TAHUN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Peserta Didik
Dosen : Azka S.Psi., M.Psi.
OLEH :
Nurhasanah (31.19.095)
Mochammad Zaedan (31.19.110)
Septi Indah Lestari (31.19.102)
Muhammad Faisal Fajri (31.19.117)
Qisty Nurul Izaty (31.19.132)
Muhammad Alfian Hazami (31.19.124)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala
puji kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah, hidayah,
pengetahuan, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “MASA MIDDLE AND LATE CHILDHOOD 6-12 TAHUN” dapat kami selesaikan.
Kami sangat berterimakasih kepada Ibu Dosen Azka S.Psi., M.Psi. yang
telah memberikan tugas makalah ini untuk pembelajaran mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang masa middle and late childhood yaitu
masa anak diusia 6-12 tahun dan yang kita bahas adalah masalah perkembangan
fisik dan kesehatan anak, perkembangan kognitif pada anak usia 6-12 tahun,
proses informasi, perkembangan bahasa dan lain-lain. Bahwasannya sebagai seorang
mahasiswa kita perlu memahami tentang hal ini, karna kita pasti akan menjadi
seorang guru dimasa yang akan datang nanti, kita harus tau kepribadian peserta
didik kita dan kita harus tau bagaimana menangani peserta didik kita yang
bermacam-macam kepribadiannnya, dengan adanya pelajaran ini kita bisa
mengetahui itu semua.
Kami
sadar sepenuhnya, jika dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun menuju
kesempurnaan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami yang akan datang.
Jakarta, 27 Desember 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG.............................................................................. 1
B.
RUMUSAN
MASALAH......................................................................... 1
C.
TUJUAN
PENULISAN........................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masa Middle And Late Childhood......................................... 2
B.
Tugas
Perkembangan Kanak-kanak Akhir................................................ 2
C.
Perkembangan
Fisik................................................................................... 2
D.
Perkembangan
Kognitif............................................................................. 3
E.
Perkembangan
Bahasa............................................................................... 6
F.
Perkembangan
Moral................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN........................................................................................ 9
B.
SARAN..................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir
dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai
dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal
ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu
merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini
anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja.
Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang
membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya.
Dengan kita mempelajari masa middle and late childhood kita akan
tau bagaimana kepribadian anak didik kita dan kita juga akan tau bagaimana
sikap kita terhadap mereka yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
perkembangan fisik pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan
akhir kanak-kanak)?
2.
Bagaimana
perkembangan kognitif pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan
akhir kanak-kanak)?
3.
Bagaimana
perkembangan bahasa pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan
akhir kanak-kanak)?
4.
Bagaimana
perkembangan moral pada masa middle and late childhood (masa kanak-kanak dan
akhir kanak-kanak)?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada masa middle and late childhood,
2.
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan kognitif pada masa middle and late childhood,
3.
Untuk
mengetahui perkembangan bahasa pada masa middle and late childhood, dan
4.
Untuk
mengetahui perkembangan moral pada masa middle and late childhood.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masa Middle And Late Childhood
Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir
dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai
dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal
ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu
merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini
anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja.
Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang
membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya.
B.
Tugas Perkembangan Kanak-kanak Akhir
Menurut Havighurst
(dalam mokns dkk., 2001), tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir,
yaitu:
a.
Belajar
kemungknan-kemungkinan fisik/ketangkasan fisik.
b.
Membentuk
sikap sehat terhadap dirinya sendiri sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan
berkembang.
c.
Belajar
peran jenis kelamin.
d.
Belajar
bergaul dengan teman-teman sebayanya.
e.
Mengembangkan
kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.
Mengembangkan
hati nurani/kata hati.
g.
Belajar
membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga di lingkungan.
C.
Perkembangan Fisik
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan
fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-prubahan
pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada
masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Karena itu, masa ini sering juga disebut
sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja.
Meskipun merupakan “masa tenang” tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa
ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode
akhir anak-anak, di antaranya keadaan berat dan tinggi badan, dan keterampilan
motorik.
1.
Keadaan Berat Dan Tinggi Badan
Sampai dengan
usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih lambat
daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek, kepala dan
perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak , tinggi bertumbuh
sekitar 5 hingga 6 persen dan berat bertambah sekitar 10 persensetiap tahun.
Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah
46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai
60 inci dan berat 60 hingga 42,5 kg. (Mussen, Coger dan Kagan,1969).
Jadi pada masa
ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki
dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar. Peningkatan
berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran
sistem rangka dan otot, serta beberapa ukuran organ tubuh. Pada saat yang sama,
kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat)
berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan
latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak
laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan. (Santrock, 1995).
Pertumbuhan
fisik selama masa ini, disambing memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, etapi juga dapat menimbulkan
permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis
bagi mereka. (Seifert dan Hoffnung, 1994).
2.
Perkembangan Motorik
Dengan terus
bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir
anak-anak ini perkembangan motorik akan lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak akan terlihat lebih cepat
dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga makin mampu menjaga
keseimbangan badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan
bermaca-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkembang pesat.
Sejak usia 6
tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visiomotorik) yang dibutuhkan untuk
membidik, menyepak, melempardan menangkap juga berkembang. Pada usia 7 tahun,
tangan anak semakin kuat dan ia lebih menyukai pensil daripada krayon untuk
melukis. Dari usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas,
mudah dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, dimana anak sudah bisa
menulis dengan baik. Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rapi. Pada usia 10
hingga 12 tahun, anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan
manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka mulai
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks , rumit dan cepat, yang diperlukan
untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutubagus atau memainkan instrumen
musik tertentu. (Santrock,1995).
D.
Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah
suatu proses berfikir , yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai,
dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan
dengan kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai mitat
terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.
Seiring dengan
masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami
perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat
anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian
tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam
keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur.
Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan
egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah
berfikir yang konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat
kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
1.
Perkembangan Kognitif Masa Kanak-kanak Akhir (Menurut Piaget)
Mengacu pada
tahap perkembangan kognitif dari Piaget, maka anak pada masa ini berada pada
tahap operasional konkret yang berlangsung kira-kira usia 7-11 tahun. Pada
tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif. Konsep yang
semula samar-samar dan tidak jelas, kini menjadi konkret. Anak sudah mampu
berfikir rasional dan melakukan aktifitas logis tertentu , walaupun masih
terbatas pada objek konkret dan dalam situasi konkret. Anak telah mampu
memperlihatkan keterampilan konversi, klasifikasi, perjumlahan, pengurangan,
dan beberapa kemampuan lain yang sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari
pengetahuan dasar di sekolah. cara berfikirnya sudah kurang egosentris yang
ditandai dengan desentrasi yang besar, yaitu dusah mampu memerhatikan lebih
dari satu dimensi dan juga menghubungkan satu dengan yang lainnya. Menjelang
berakhirnya masa ini atau menginjak masa praremaja , kemampuan kognitifnya
makin meningkat. Misalnya, mereka sudah mampu mengenal waktu, tanggal, bulan
atau tahun. Selain itu juga sudah mampu menghubungkan waktu lampau dan
sekarang, mengenal ukuran dan besaran sesuatu, dan makin memahami hitungan.
Menurut Piaget (Santrock, 2007) kemampuan lainnya sebagai berikut.
Pada tahap
operasional konkret, anak-anak dapat memahami:
a.
Konservasi, yaitu
kemampuan anak untuk memahami bahwa suatu zat/objek/benda tetap memiliki
substansi yang sama walaupun mengalami perubahan dalam penampilan. Ada beberapa
macam konservasi seperti konservasi jumlah, panjang, berat, dan volume.
b.
Klasifikasi, yaitu
kemampuan anak untuk mengelompokkan /memgklasifikasikan benda dan memahami
hubungan antarbenda tersebut.
c.
Seriation, yaitu
kemampuan anak untuk mengurutkan sesuai dimensi kuantitatifnya. Misalnya sesuai
panjang, besar, dan beratnya.
d.
Transitivity, yaitu
kemampuan anak memikirkan relasi hubungan secara logis. Jika ada relasi antara
objek pertama dan kedua, dan ada relasi antara objek kedua dan ketiga, maka ada
relasi antara objek pertama dan ketiga.
Penerapan Teori Piaget dalam Pendidikan
Beberapa
pemikiran Piaget yang dapat diterapkan dalam mendidik anak (Elkind dan
Heuwinkel, dalam Santrock, 2007), yaitu:
a.
Menggunakan
pendekatan konstruktif dalam belajar. Menurut
Piaget, anak-anak belajar dengan baik bila mereka aktif dan mencari solusi
secara mandiri. Dalam belajar perlu melakukan eksperimen dan berdiskusi
daripada hanya sebagai penerima pasif seperti menirukan guru atau melakukan
sesuatu secara hafalan.
b.
Melakukan
pembelajaran fasilitatif. Guru yang
efektif mendesain situasi yang membiarkan murid belajar sambil bertindak untuk
mengembangkan penalaran dan kreativitasnya. Guru mendengar, memerhatikan, dan
memberi pertanyaan pada siswa untuk membantu murid memperoleh pemahaman yang
lebih baik. Guru mengamati dan memahami bagaimana para murid berpikir,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk merangsang pemikiran murid,
dan meminta murid menjelaskan jawabannya.
c.
Mempertimbangkan
pengetahuan dan tingkat pemikiran anak.
Murid tidak datang ke kelas dengan pikiran yang kosong, tetapi mereka telah
memiliki banyak pemahaman tentang dunia fisik dan alam. Memiliki konsep tentang
ruang, waktu, kuantitas, dan sebab-akibat. Namun karena pemahaman ini berbeda
dengan pemahaman orang dewasa, maka guru perlu menerjemahkan apa yang dikatakan
murid dan meresponsnya pada tingkat yang dekat dengan tingkat pemikiran murid.
Piaget juga menyarankan tentang pentingnya menilai kesalahan-kesalahan anak
dalam berfikir, bukan saja untuk membenarkan cara berfikir mereka tetapi juga
untuk membimbing menuju tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
d.
Menggunakan
penilaian yang berkesinambungan.
Untuk mengevaluasi kemajuan anak dapat dilakukan dengan cara portfolio,
musyawarah untuk mendiskusikan strategi pemikirannya, serta
penjelasan-penjelasanverbal dan tertulis dari murid tentang pemikiran-pemikiran
mereka.
e.
Meningkatkan
kesehatan intelektual murid. Anak-anak
tidak dipaksa dan ditekan untuk belajar terlalu banyak dan terlalu dini sebelum
mereka siap dan matang. Hal ini dapat menimbulkan beban dalam meningkatkan
perkembangan intelektual, menjadikan proses pembelajaran bersifat pasif, dan
tidak membawa hasil yang diharapkan.
f.
Mengubah
ruang kelas menjadi ruang ekplorasi dan penemuan. Guru mengobservasi minat para murid dan partisipasi alami mereka
dalam aktivitas-aktivitas yang menentukan jalannya pembelajaran. Guru mendorong
interaksi antarmurid selama pelajaran dan permainan berlangsung, karena
perbedaan sudut pandang justru memberikan kontribusi terhadap kemajuan berfikir
mereka.
2.
Pemrosesan Informasi
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa memori jangka pendek (short-term memory)
meningkatkan selama masa kanak-kanak. Hal ini dibuktikan melalui penelitian
dengan pemberian tugas “rentang memori”. Hasil penelitian menunjukkan memori
jangka pendek bertambah selama masa kanak-kanak. Perhatiannya juga membaik
secara dramatis, dan pada saat ini anak lebih mengikuti gambaran-gambaran tugas
yang relevan dengan suatu pemecahan masalah daripada gambaran-gambaran yang
tampak menonjol.
3.
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, namun sedikitnya faktor yang
memengaruhi perkembangan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Faktor
hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli
filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa
potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
dikatakan pula bahwa, taraf inteligensisudah ditentukan sejak anak dilahirkan.
Para ahli psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa taraf
inteligensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2)
Faktor
lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke
berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih
yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal
luas dengan sebutan teori Tabula rasa. Menurut John Locke, perkembangan
manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat Locke, taraf
inteligensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3)
Faktor
kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan dalam menjalani fungsinya masing-masing. Kematangan
berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender)
4)
Faktor
pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi
pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh
alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen karena untuk mempertahankan
hidup ataupun dalam bentuk menyesuaikan diri.
5)
Faktor
minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat
kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan
semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6)
Faktor
kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusiauntuk berfikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metodetertentu dalam
memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhan.
E.
Perkembangan Bahasa
Pada masa sekolah ini anakmenyadari bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting untuk menyampaikan maksud, keinginan, dan kebutuhannya
kepada orang lain. Demikian pula anak menyadari bahwa melalui komunikasi ia
akan mengerti orang lain. Selain itu, berbicara sebagai salah satu bentuk
bahasa merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompoknya.
Kosakata bertambah banyak dan sudah dapat menguasai hampir semua jenis struktur
kalimat. Isi pembicaraan sudah bersifat sosial dan tidak egosentris lagi.
Peningkatan kemampuan anak untuk menganalisis kata-kata, menolong anak memahami
kata-kata yang tidak berkaitan langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadi
mereka. Ini kemugkinan anak menambah kata-kata yang lebih abstrak ke dalam
perbendaharaan katanya. Misalnya “minuman keras” dapat dipahami dengan memahami
ciri-ciri umum “bir” dan “wiski”. Juga kemampuan analitis anak memungkinkan
mereka dapat membedakan antara kata-kata yang mirip. Pada akhir masa ini,
umumnya anak dapat menerapkan banyak aturan tata bahasa secara tepat.
Seiring dengan meningkatnya
kosakata pada tahapan ini, penggunaan kata kerja yang tepat juga semakin
meningkat. Anak belajar bahwa kata-kata tertentu dapat memiliki lebih dari satu
arti/makna dan mereka dapat menunjukkan makna yang tepat dari konteks. Anak
diusia 6 tahun masih jarang yang menggunakan kata-kata pasif, kata perintah
yang mengandung auxiliary have, dan kalimat kondisional. Sampai
dan mungkin setelah usia sembilan tahun, pemahaman anak tentang aturan
sintaksis (bagaimana kata diorganisasi ke dalam frasa dan kalimat) menjadi
makin rumit (Papalia dkk, 2008)
1.
Bilingualisme
Merupakan
kemampuan berbicara dalam dua bahasa. Beberapa penelitian menunjukkan hasil
bahwa kemampuan berbicara dua bahasa memiliki efek positif untuk perkembangan
kognitif anak. Anak-anak ini juga menunjukkan kinerja kontrol perhatian,
formasi konsep, pemikiran analitis, fleksibilitas kognitif, dan kompleksitas
kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak sebayanya yang hanya menguasai
satu bahasa. Selain itu, anak-anak ini juga memiliki kepekaan berkaitan dengan
struktur bahasa lisan dan tulisan, serta lebih mampu menyadari kesalahan pada
tata bahasa dan makna yang sangat membantu meningkatkan keterampilan membaca
(Santrock, 2007)
F.
Perkembangan Moral
Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkolerasi dengan
perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan
kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga hrus
mencapai tingkat kematangan. Perkembangan moral berlangsung dalam 2 tahap yaitu:
1.
Tahap
realisme moral 0-5 tahun, pada taap ini perilaku anak ditentukan oleh ketaatan
otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran/penilaian. Anak menilai tindakan
berdasarkan konsekuensinya. Usia 7/8-12 tahun, pada tahap ini anak menilai
perilaku atas dasar tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai dimodifikasi
(lebih luwes/fleksibel). Konsep tentang keadilan mulai berubah.
2.
Tahap
operasional formal usia 12tahun ke atas, anak mampu mempertimbangkan segala
cara untuk memecahkan masalahdan anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil,
melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa middle and late childhood adalah masa kanak-kanak akhir
dimulai dari usia 6-12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir kanak-kanak ini ditandai
dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal
ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu
merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini
anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja.
Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang
membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan sebelumnya
B.
Saran
Sebagai
mahasiswa program pendidikan agama islam
kita wajib mengetahui apa itu middle and late childhood karena kita
adalah generasi penerus bangsa yang akan terjun pada kegiatan belajar
mengajar yang mana kita memiliki anak
didik dan kita harus mengetahui karakter anak tersebut dan bagaimana cara
menyikapinya, semua yang kita pertanyakan ada di dalam ilmu psikolog
perkembangan anak ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth b., Development Psychology A Life-Span
Approach, New York: McGraw-Hill, Inc,1981.
Marliani, Roslenly. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Dan
Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.
Piaget, J. 1962. Play, Dreams, and Imitation in Childhood,
New York: Norton.
Soetjingsih,
Christiana Hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan
Anak-anak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar
Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar